Please wait...


Dont Worry Be Happy


Author: Fitria MS

Hampir 5 bulan kita semua diminta untuk stay at home jika tidak perlu. Kita masih jaga jarak, tidak bisa berjumpa satu sama lain, dan tidak bisa berkumpul bersama, semua ini karena masih banyaknya covid.Setiap orang pasti memiliki cerita kesulitan dalam masa pandemi ini, akan tetapi kita harus tetap bersyukur karna kasihNya kita masih diberikan perlindungan. Mari berjumpa di PD pada hari Rabu, 26 Agustus 2020 dengan Tema "Don't Worry Be Happy".


      Hampir 5 bulan kita semua diminta untuk stay at home jika tidak perlu. Kita masih jaga jarak, tidak bisa berjumpa satu sama lain, dan tidak bisa berkumpul bersama, semua ini karena masih banyaknya covid. Banyak sekali kejadian yang tentunya kita alami. Setiap orang pasti memiliki cerita kesulitan dalam masa pandemi ini, akan tetapi kita harus tetap bersyukur karna kasihNya kita masih diberikan perlindungan. Kita juga bersyukur karena kasih karuniaNya kita boleh berjumpa di PD pada hari Rabu, 26 Agustus 2020 dengan Tema "Don't Worry Be Happy".
     Pada masa seperti ini, kita semua tentunya ingin terus diberikan kesehatan. Agar kita selalu sehat kita harus bergembira. Meskipun kita rajin berolahraga, makan makanan sehat, tapi hati sedih, ini dapat menurunkann daya tahan tubuh kita. Pada alkitab telah tertulis Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22).

   Sukacita Tuhan adalah kekuatan kita. Sukacita ini ibarat kata payung. Payung ini yang melindungi kita dari hujan. Payung tidak bisa menghentikan hujan, ada atau tidaknya payung hujan akan tetap turun. Akan tetapi jika kita memiliki payung kita dapat melewati hujan itu. 

  Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh Pak Leonardi, dipertengahan maret beliau terkena sakit campak. Karena sakit campak tersebut, sukacitanya terganggu. Akibat dari sukacita terganggu itu, beliau jadi malas untuk berdoa. Tapi beliau berusaha mengingat kejadian yang lucu- lucu, yang membahagiakan untuk membangkitkan sukacitanya. Memang betul sukacita tersebut bangkit dan mulai mengajak istrinya untuk memuji Tuhan kembali.

    Sukacita itu bisa hilang karena rasa khawatir. Lalu yang menjadi pertanyaan jadi kita tidak boleh khawatir?. Khawatir itu sebenarnya hal yang wajar bila ada dilevel yang positif. Kuatir dalam hal positif itu merupakan sikap waspada dari diri kita. Akan tetapi, pada kenyataannya kita sering kali kuatir yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan kita mengkhawatirkan Tuhan yang dapat menolong kita. Rasa khawatir yang berlebihan ini mengakibatkan iman kita lebih kecil dibandingkan rasa tersebut. Ini dapat menimbulkan rasa cemas yang berlebihan dan stres.

    Lalu bagaimana kita memanagement rasa khawatir itu? Kita bisa berpegang pada injil. Kita harus merenungkan kembali Firman Tuhan. Hal kekuatiran Matius 6: 25-34 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

   Dalam Firman tersebut Yesus mengajarkan tentang hal ke kuatiran ketika di bukit karena banyak orang yang kuatir. Hal ini juga sama dengan keadaan sekarang ini banyak orang kuatir karena covid, bagaimana pekerjaan besok, pendapatan makin berkurang, kesehatan, dan lain-lain. Jika kita salah menafsirkan injil tersebut, maka kita bisa salah persepsi. Yesus bukan mengajarkan kita untuk tidak bekerja karena Burung pipit diudara saja Tuhan pelihara lalu kita bisa enak-enakan nganggur.

    Tuhan Yesus mengambil contoh burung itu justru karena burung itu aktif. Burung terbang untuk mencari makan, bahkan membuat kandang. Burung saja menyimpan makanan untuk simpanan dia. Yang Yesus larang itu kita kuatir untuk hidup masa depan kita. Ada 3 alasan untuk tidak usah kuatir akan masa depan:

Kuatir merampas damai dan sukacita

Kuatir menggangu kesehatan

Membuat kita tidak mampu melihat mukjizat dalam hidup kita.

    Kuatir ini mengakibatkan kita tidak bisa bersyukur, banyak komplain ke Tuhan. Padahal jika kita evaluasi kembali pasti banyak sekali berkat yang telah Tuhan berikan meskipun ada kesedihan dan tangisnya.

  Yesus mengajak kita untuk tidak kuatit karena sebenarnya Hidup adalah anugerah tertinggi yang diberikan kepada kita. Jangalah kita meletakan kedudukan, materi, kesenangan diatas segala-galanya karena bisa membuat kita menderita, misalnya kita bekerja keras mati-matian hingga melupakan segalanya dan akhirnya karena kelelahan kita jadi sakit.

    Jadi Bapak Ibu sekalian marilah kita senantiasa bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita. Kita harus mencontoh sifat burung seperti pada injil Matius 6:26 "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?". Burung-burung itu terbang sesuai batas kemampuan mereka untuk mencari makan. Mereka tidak pernah mengeluh. Jad kita juga harus berusaha dan tidak mengeluh. Marilah kita berjuang sesuai kemampuan kita, jika kita tidak mampu biarlah kita minta bantuan dengan Tuhan. Kita sebagai umat Kristiani tentu yakin dan percaya bahwa janji Tuhan Ya dan Amin. Biarlah semuanya berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan dan indah pada WaktuNya. Marilah kita berfokus mencari kerajaan Tuhan, maka semuanya akan ditambahkan. Amin.

 


Publish Date: 2020-09-01
Tags: covid, kepercayaan, kekuatan, iman, katolik
dont-worry-be-happy