Please wait...
Kasih dan karunia Tuhan dalam hidup kita ini tak pernah berkesudahan. Dalam masa seperti sekarang ini (pandemi), Tuhan kami semua rindu akan hadirnya Engkau. Kami bersyukur, meski dalam masa sulit, kami boleh untuk tetap bersekutu dalam Persekutuan Doa meski hanya di depan layar. Kita percaya Tuhan itu tidak terbatas dengan ruang dan waktu, jadi meski bersekutu melalui online kita percaya bahwa Yesus hadir ditengah-tengah kita.
Kasih dan karunia Tuhan dalam hidup kita ini tak pernah berkesudahan. Dalam masa seperti sekarang ini (pandemi), Tuhan kami semua rindu akan hadirnya Engkau. Kami bersyukur, meski dalam masa sulit, kami boleh untuk tetap bersekutu dalam Persekutuan Doa meski hanya di depan layar. Kita percaya Tuhan itu tidak terbatas dengan ruang dan waktu, jadi meski bersekutu melalui online kita percaya bahwa Yesus hadir ditengah-tengah kita.
Tema dalam PD kali ini adalah "Badai Pasti Berlalu". Setiap orang dalam hidup ini pasti memiliki badai hidup. Kita tidak perlu khawatir, meski ada badai dalam hidup ini, kita harus yakin bahwa Tuhan akan bersama-sama kita untuk melewati badai tersebut. Sesuai dengan tema tersebut, ada satu perikop yang diambil dari injil Lukas 8: 20-25 tentang "Angin ribut diredakan".
Jika kita boleh melihat dari keadaan alam, misalnya ketika terjadi hujan dan terdapat angin yang kencang, atau angin ribut yang membuat genteng-genting beterbangan dan pohon tumbang, pasti ada waktunya hujan dan angin tersebut berhenti. Setelah berhenti pasti ada pelangi. Hal ini, sama dengan kehidupan kita, setelah ada badai dalam hidup kita pasti akan ada pelangi yaitu Kasih dari Tuhan dan Tuhan akan menolong kita.
Kalau kita baca injil lukas 8: 22 -25 " (8:22) Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka. (8 : 23) Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. (8 : 24) Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh. (8 : 25) Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?" .
Dalam hidup kita ada 2 badai hidup kita sudah mengundang Tuhan untuk masuk dalam perahu kehidupan kita, tapi kadang kita lupa bahwa Yesus akan menolong kita. Saat badai itu datang kita tak jarang berteriak Yesus, Engkau dimana?, kenapa hal ini bisa terjadi?. Tapi kadang ada kalanya saat badai itu datang Tuhan langsung menghardik dan meredakan badai hidup kita. Dan adakalanya Tuhan mengizinkan badai itu terjadi dalam hidup kita.
Yesus juga berkata kepada kita pada Yesasa (41 : 10) janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Ketika dalam hidup ini, pada saat kita hidup di zona nyaman sering kali kita lupa akan Yesus. Kita lupa untuk berdoa, kita lupa akan baca Firman, tetapi saat badai hidup datang, ada masalah dalam kehidupan kita, kita baru teringat akan Yesus.
Dari Firman tersebut, saya teringat akan badai dalam hidup saya yang berhasil saya lalui dengan Tuhan. Pada Juli 2016, Papa saya dipanggil Tuhan. Saat itu, kami sekeluarga tidak punya firasat bahwa Papa akan pergi meninggalkan kami. Begitu mendadak, begitu membuat kami terkejut karena hari itu adalah hari dekat dengan lebaran, yang mana kami biasanya pergi berkumpul ke rumah saudara. Sewaktu itu saya dan keluarga tidak bertemu dengan papa 1 minggu lalu selamanya. Saat itu saya bertanya, Tuhan kenapa hal ini bisa terjadi? Tuhan dimana Engkau?. Waktu itu, kuliah saya hampir selesai dan adik saya yang terakhir akan kuliah. Saat itu saya hendak mengatakan kepada papa saya, bahwa kuliah adik saya yang akan membiayai. Saya ingin membantu orang tua saya, karena kami dari keluarga biasa. Tapi kata-kata itu tidak sempat di dengar oleh papa saya. Tapi saya sadar, ini rencana Tuhan, dan kami sekeluarga pasti bisa melewati ini semua dengan berpegang dalam tangan Yesus.
Bapak/Ibu terkasih ketika badai hidup datang ditengah kita, janganlah kita bimbang. Hal ini seperti tertulis pada Yakobus (1 : 6) Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Kita harus percaya bahwa Yesua akan menolong kita. Pada saat badai hidup kita datang kita harus terus melekat dengan Tuhan dan janganlah meninggalkan persekutuan. Sebab dengan persekutuan kita akan saling dikuatkan dan diluar itu kita bisa akan ambruk karena tidak ada yang menopang. Pada saat badai berlangsung janganlah pernah mengandalkan diri kita sendiri. Hal ini tertulis Yeremia (17: 5-8) Tuhan akan memberkati orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya padaNya. Mari kita terus mengandalkan Tuhan dan jangan pernah meninggalkan persekutan, dan Yakin bahwa Badai pasti Berlalu. Tuhan Yesus Memberkati