Dalam bacaan injil hari ini, Yesus memberi tantangan kepada kita semua. Yaitu, Yesus menantang hidup keagamaan kita agar lebih baik daripada hidup keagamaan orang-orang farisi. Seperti yang kita tahu, orang Farisi memang begitu taat terhadap hukum, tetapi hanya terlihat pada permukaan saja dan tidak sampai pada kedalaman hati.
Yang Yesus mau tidak hanya yang tampak dari luar, lebih daripada itu yang Yesus mau adalah ketulusan dan kemurnian hati kita dalam melakukan hukum. Seseorang bisa saja memanipulasi hukum, menipu orang banyak seakan-akan hidup berdasarkan hukum yang berlaku. Tetapi manusia tidak bisa menipu Allah. Manusia memang melihat rupa, tetapi Tuhan melihat hati. Inilah yang menjadi pembeda dengan para Farisi. Yaitu, kemurnian dan ketulusan hati kita dalam melakukan perintah Tuhan.
Karena itu, Yesus melanjutkan jika seorang melakukan persembahan keagamaan. Seseorang memberikan persembahan sudah sesuai dengan hukum yang berlaku, tetapi jika di dalam hatinya masih menyimpan dendam, luka atau kepahitan hati. Sebaiknya tinggalkan dulu persembahan itu, berdamai dengan orang yang melukai hati kita baru melanjutkan tata cara persembahan kita. Inilah persembahan yang berkenan kepada Allah, yang baunya harum dan wangi di hadapan Tuhan. Semoga Roh Kudus memampukan kita semua untuk dapat menjaga hati kita tetap tulus, ikhlas dan murni dalam melakukan segala kehendak dan perintahNya. Amin. (FS)
Refleksi:
Apakah saya masih berfokus pada tata cara keagamaan semata atau sudahkah saya mengerti esensi yang Tuhan mau?
Get e-mail updates about our latest shop and special offers.